TAMAN MINI “INDONESIA INDAH”
Mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Taman Mini “Indonesia Indah’ (TMII merupakan suatu kawasan wisata budaya yang menggambarkan Indonesia yang besar dalam bentuknya yang kecil. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar. Berekreasi ke tempat ini serasa mengililingi Indonesia dengan membawa berbagai pemahaman tentang keagungan tanah air Indonesia.
Sasaran yang dijangkau TMII adalah meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya. Ke dalam sendiri, jangkauannya ialah terjadinya proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri mengenai tanah airnya, sehingaa terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya.
Taman Mini “Indonesia Indah” beserta segala bangunan-bangunan yang berada di atasnya adalah milik Negara Republik Indonesia. Dengan kata lain, TMII adalah sebuah kawasan wisata budaya milik seluruh rakyat dan bangsa Indonesia yang merupakan persembahan Yayasan Harapan Kita. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 51/1977 tanggal 10 September 1977 pengelolaan TMII diserahkan kepada Yayasan Harapan Kita. Kemudian YHK membentuk Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pengusahaan TMII.
TMII adalah kawasan wisata yang unik. Apabila di tempat-tempat lain, Museum maupun Taman adalah sebuah obyek wisata yang berdiri sendiri, maka di TMII, 33 Anjungan Daerah sudah termasuk Propinsi hasil pemekaran yang juga berfungsi sebagai museum hidup atau show window bagi daerahnya, 15 museum dari berbagai aspek, serta 10 taman, yang juga berfungsi sebagai konservasi ex-situ berada dalam satu komplek di satu lokasi. Jumlah inipun masih mungkin akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Taman Budaya Tionghoa sudah mulai pembangunannya sejak empat tahun yang lalu masih terus menghias diri, dengan pintu gerbang yang berasala dari Cina sudah dapat disaksikan. Kehadian Taman Budaya Tiongoa ini dimasa datang dapat diikuti oleh Taman Budaya bangsa-bangsa lain yang ikut membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ciri khas TMII terletak pada berpadunya isi dan nuansa tradisional dengan sentuhan hasil pemikiran modern yang terwujud dalam materi-materi pameran, bangunan-bangunan maupun sarana-sarana fisik, ragam acara, atraksi maupun kegiatan yang dilakukan, serta pelayanannya. Penyajian keluhuran nilai budaya tradisi masa lalu, dinamika kehidupan masyarakat dan kebudayaan di masa kini, serta harapan dan cita-cita di masa yang akan datang yang berkesinambungan dalam perwujudan yang terpadu, menjadikan TMII sebuah kawasan wisata yang berharga.
Di TMII yang merupakan satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia, selain pengunjung dapat menikmati fasilitas rekreasi di luar ruangan (out door recreation) dengan lingkungan yang terbuka hijau yang memadai juga dapat menimba pengetahuan dan informasi mengenai banyak hal yang menarik di sekitar kehidupan manusia dalam kaitannya dengan masyarakat, kebudayaan dan lingkungan Indonesia. Untuk sekedar jalan-jalan, belanja, makan, nonton, ataupun untuk kepentingan yang lebih serius seperti studi dan bahkan penelitian, TMII adalah tempat yang tepat.
Hampir setiap saat, setiap hari, khususnya hari-hari libur dan besar lainnya, di Anjungan-anjungan Daerah maupun di pangung-panggung seni, digelar beragam atraksi seni budaya yang menarik. Selain itu, diwaktu-waktu tertentu dan dalam peristiwa-peristiwa khusus, TMII juga menggelar acara-acara khusus.
Acara-acara tersebut antara lain adalah Paket Acara Khusus yang secara bergiliran diselenggarakan oleh Anjungan-anjungan Daerah. Paket ini menampilkan beragam aspek dan corak seni budaya daerah, baik dalam bentuk pergelaran seni ataupun upacara adat, lengkap dengan sajian makanan khas, kerajinan tangan, serta berbagai potensi pariwisatanya. Khalayak penikmatnya pun berasal dari berbagai kalangan antara lain diplomat, pengusaha, politikus, seniman dan masyarakat umum, sehingga tepat bila digunakan sebagai arena lobi untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
Acara-acara khusus lain, seperti Parade Tari Nusantara, Karnaval Prajurit Tradisional, Parade Lagu daerah, dan lain sebagainya, biasa disajikan untuk mengisi dan memeriahkan sejumlah pekan yang diselenggarakan secara rutin di TMII. Pekan-pekan tersebut adalah HUT TMII, Pekan Liburan Sekolah, Pekan Agustus, Pekan Wira Budaya, Pekan Desember/natal dan Tahun baru, Pekan Suro/Muharam, dan Pekan Lebaran.
Selain itu, TMII juga melayani konsultasi bermacam aspek kehidupan yang berkaitan dengan kebudayaan, sesuai kebutuhan masyarakat. Misalnya, secara rutin TMII melalui Museum Pusakanya melayani konsultasi mengenai pusaka dan beragam aspeknya. Pada waktu-waktu tertentu, melalui pekan Penyembuhan Tradisional, TMII membuka kesempatan pada pengunjung untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan. Demikian pula dengan keperluan-keperluan lainnya, seperti untuk menyelenggarakan secara adat pesta pernikahan, inisisasi dalam siklus hidup manusia, ruwatan, sarasehan, dan sebagainya.
Dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung, TMII memberikan pelayanan 7 hari dalam seminggu dan 9 jam dalam sehari, sejak pukul 08.00 – 17.00 wib. Di luar waktu pelayanan tersebut, disaat-saat khusus TMII juga menyelenggarakan berbagai acara yang dapat disaksikan hingga malam hari, misalnya, pergelaran wayang kulit semalam suntuk dan lain-lain. Di dalam kawasan TMII terdapat dua sarana akomodasi, yaitu Graha Wisata Remaja dan Desa Wisata yang melayani kedatangan pengnjung selama 24 jam, yang semakin memudahkan mereka yang datang dari luar DKI. Jakarta. Selain itu beberapa Unit Usaha dan Anjungan Daerah juga melengkapi bangunannya yang dapat digunakan sebagai mess untuk menampung duta-duta seni dari daerah.
Terhitung sejak tanggal 1 April 2006 waktu pelayanan diperpanjang dengan dibukanya TMII pada malam hari s/d pukul 22.00 wib.
Sebagai sebuah kawasan wisata, kehadiran TMII tak Cuma diakui oleh masyarakat luas yang ditandai oleh padatnya pengunjung di luar hari-hari libur, tetapi pengakuan juga berasal dari berbagai lembaga yang telah memberikan piagam penghargaan, antara lain Pemerintah Republik Indonesia, Pemerintah DKI. Jakarta, dan Pasific Asian Travel Association (PATA), dan tahun 2011 ini TMII dikukuhkan sebagai Lembaga Konservasi Budaya Indonesia oleh Kementerian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia.
TMII merupakan hasil karya putra putri Indonesia dalam upaya melestarikan, membina dan mengembangkan serta menyebarluaskan ragam aspek budaya Indonesia. Nilai-nilai tradisi warisan leluhur turun temurun di tiap sudut bagiannya, saat ini serta harapan-harapan bangsa Indonesia di masa yang akan datang tercermin dari berbagai bentuk peragaan statis maupun dinamis di seluruh areal TMII.
TMII tercatat sebagai kawasan wisata Indonesia yang paling banyak menggelar produk-produk kesenian daerah. Di tiap Anjungan maupun di tiap sudut bagiannya, setiap hari ada saja pesona budaya daerah yang bisa disaksikan pengunjung. Atraksi-atraksi menarik yang pada akhirnya akan mendorong pengunjung untuk datang ke daerah tersebut manakala ada kesempatan.
Kesempatan yang dibuka luas oleh TMII di bidang seni budaya membawa dampak dalam menggairahkan semangat berkesenian di daerah-daerah. Suasana kompetisi untuk menampilkan yang terbaik merangsang kreativitas dan daya inovasi para seniman daerah untuk menghasilkan karya-karya seni budaya berkualitas. Untuk menentukan kelompok-kelompok kesenian yang akan tampil di TMII, tidak jarang didahului oleh serangkaian seleksi maupun festival tingkat daerah sehingga terpilihlah kelompok-kelompok terbaik yang menjadi duta seni daerahnya ke TMII. Sebaliknya, kelompok-kelompok yang mampu tampil terbaik dan telah menunjukkan prestasi di TMII, sesampainya kembali di daerah akan menjadi motivasi bagi kelompok lain untuk berkarya dan berprestasi lebih baik lagi.
Dalam upaya mempesiapkan generasi penerus untuk mencintai, menghayati dan mendalami seni budaya bangsanya, TMII melalui sanggar-sanggar pendidikan seninya secara aktif menggugah minat dan apresiasi generasi muda, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Upaya pendidikan dan pembinaan ini telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Melalui Sasana Krida maupun sanggar-sanggar tari dan musik di lingkungan TMII, masyarakat dari berbagai generasi pun dapat bersama-sama mengenal, mempelajari, melestarikan dan mengembangkan beragam aspek seni budaya Indonesia.
TMII sendiri, melalui tim kesenian andalannya, yaitu “Pelangi Nusantara TMII” yang potensinya berasal dari diklat-diklat yang ada di TMII, telah berhasil membantu upaya pemerintah dalam memperkenalkan kekayaan seni budaya Indonesia ke seluruh penjuru dunia melalui misi-misi kesenian yang diembannya.
Melalui museum-museumnya, TMII dihargai oleh masyarakat karena kepeloporan nya secara terus menerus membangkitkan minat masyarakat untuk mencintai dan mengunjungi museum. Dengan tampilan museum-museumnya yang menarik, TMII senantiasa berupaya menepis kesan suram dan “kuno” yang selama ini masih menjadi citra museum-museum kita di masyarakat. Kehadiran beragam museum dalam satu kawasan sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan serta memenuhi keingintahuan mengenai berbagai hal tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Keseluruhannya akan membawa dampak positif bagi penyiapan dan pengembangan sumber daya manusia pembangunan.
Bentuk-bentuk bangunan di tiap Anjungan Daerah merupakan hasil upaya TMII di bidang pelestarian ragam bentuk bangunan arsitektur tradisional. Bentuk dan bangunan arsitektur yang sangat aspiratif dan sekaligus inspiratif ini diupayakan untuk terus dipertahankan dan dikembangkan ke masa depan. Disisi lain, secara spesifik, bentuk-bentuk bangunan di TMII banyak diantaranya merupakan karya dan prestasi putra-putri bangsa Indonesia di bidang arsitektur Indonesia modern, yang diharapkan dapat memberi sumbangan berarti bagi dinamika perkembangan dunia arsitekyur dimasa mendatang. Hampir seluruh bangunan modern yang terdapat di TMII, mengacu ke era masa depan, namun tetap mengakar pada tradisi dan fisolofi Indonesia.
Dalam peranannya sebagai “Wajah Indonesia” yang mewakili citra bangsa dan Negara Indonesia, TMII kerap dikunjungi oleh Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan dari Negara-negara sahabat di seluruh dunia. Hampir di setiap kedatangan tamu-tamu kehormatan tersebut, diacarakan penanaman pohon beringin persahabatan disalah satu lokasi TMII. Kini setidaknya telah ada 130 “pohon beringin persahabatan” yang ditanam oleh para tamu Negara, yang beberapa diantaranya adalah tokoh-tokoh dunia. Jumlah ini diperkaya dengan 108 pohon dari berbagai jenis, yang dikenal di Negara asalnya dan dapat tumbuh di alam Indonesia. Pohon-pohon ini ditanam oleh pimpinan Negara-negara No-Blok pada saat KTT Non Blok X tahun 1992 di Jakarta.
Di masa datang peran TMII sangat penting, khususnya di bidang pendidikan dalam rangka menumbuhkan proses “re-kreasi”. Keseluruhan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di TMII dapat dioptimalkan untuk membantu inspirasi agar lahir inovasi-inovasi yang berguna bagi pembangunan bangsa dan Negara. Oleh karena itu peran serta seluruh pihak terbuka dalam “memperjuangkan dan mempertahankan” eksistensi TMII. Arah dan kebijakan TMII saat ini dikembangkan dengan mengajak pihak-pihak swasta untuk membantu menata “wajah TMII” hingga TMII dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini merupakan investasi yang sangat berharga, karena TMII tiada duanya di dunia ini. “Kunjungi TMII, Cintai Indonesia” adalah sebuah kenyataan tak terbantah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar